Hingga akhirnya kata 'preman' sangat identik dengan dunia kriminal dan kekerasan. Ternyata ada banyak preman di Indonesia. Ingin tahu para preman legendaris tersebut? Simak informasinya berikut ini.
Hercules
Sosok legenda preman yang pernah mencekam Tanah Air, dialah Hercules. Pria yang sempat berjaya dan ditakuti, sampai menerima julukan 'kepala preman dari timur'. Terlahir dengan nama Rosario de Marshall saat Timor Leste masih bergejolak, kala itu bernama Timor Portugal sekitar tahun 1960-an.
Sejak kecil hidup di masa penjajahan dari Portugal dan menjadi saksi kematian kedua orang tua akibat bom pada 1978. Nama Hercules disematkan sejak dirinya tergabung dalam Korps Baret Merah, dulu dikenal Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassanda).
Sesuai dengan mitologi Yunani, sosok Hercules yang terkenal sangar dan bernyali besar. Tak disangka seiring berjalannya waktu, dia memilih jalannya sendiri dan menjadi preman paling ditakuti di Tanah Abang, Jakarta.
Kekuatan Hercules begitu melegenda, tangan kanannya telah putus dan digantikan tangan palsu. Bola mata kanan kini palsu, usai menerima timah panas dari lawan, serta pernah menerima bacokan sebanyak 16 kali namun masih selamat.
Johny Indo
Aktor sekaligus penjahat pernah disematkan pada Johny Indo. Belum lama ini dirinya kembali pada pangkuan Sang Pencipta pada Minggu (26/1/2020). Sekian kali dirinya lolos dari perampokan dan menjadi salah satu preman dengan tindak kejahatan yang kejam. Bersama anak buahnya, Johny Indo tega membunuh korban.
Sahara Oloan Panggabean
Sosok penjahat legendaris Indonesia yang terkenal sebab perjudian dan sifat filantropinya. Pria yang akrab disapa Olo ini menjalankan bisnis debt collector, tak beda jauh dengan John Kei. Selain itu, dia mengelola sebuah perjudian besar di Medan. Hingga menyeret Olo Panggabean sebagai penyulut insiden di kawasan Petisah. Pria yang berasal dari Tapanuli, Sumatera Utara itu meninggal pada April 2009.
Kusni Kasdut
Kusni Kasdut merupakan preman, penjahat, serta perampok kelas kakap di masa revolusi Indonesia. Kasus terbesar yang pernah menyeret namanya sebab perampokan 11 permata di Museum Nasional Indonesia (Museum Gajah) pada 31 Mei 1961, melalui penyamarannya sebagai polisi.
Pemilik nama asli Waluyo asal Blitar, Jawa Timur tersebut sampai memiliki julukan penjahat berdarah dingin. Sebagian besar kasus perampokannya, bisa memakan satu korban tewas. Mendekati hari hukuman mati, Kusni Kasdut bertobat dan memeluk Katolik. Dia meminta diberi waktu sembilan jam di ruang kebaktian Katolik LP Kalisosok bersama seluruh keluarga.
Anton Medan
Julukan Anton Medan disematkan pada pria kelahiran Tebing Tinggi, Sumatera Utara tahun 1957. Seorang pemuda dengan nama asli Tan Hok Liang pertama kali melakukan aksi premanisme saat usianya masih belasan tahun. Pada awal tahun 1990-an, Anton Medan terkenal sebagai penjahat kelas kakap, perampok, sekaligus bandar judi. Hingga diduga terlibat dalam kerusuhan Mei 1998.
Meski perjalanan hidup Anton Medan begitu kelam, dia memutuskan untuk bertaubat dan menjadi pendakwah. Dia memeluk Islam pada 1992, serta membangun masjid bernama Tan Hok Liang di areal Pondok Pesantren At-Ta'ibin, Pondok Rajeg, Cibinong.
Slamet Gundul
Julukan Bos LP Cipinang menghiasi nama Slamet Gundul selama mendekam di balik jeruji besi. Dia merupakan pelaku dari 55 perampokan di Surabaya dan Jakarta. Kerap kali dirinya berhasil lolos dari kejaran polisi dan membuat khawatir ibu kota.
Dicky Ambon
Gembong preman legendaris selanjutnya ialah Dicky Ambon. Terlahir dengan nama Hendrik Benyamin Sahetapy Engel itu terkenal ganas. Banyak catatan kriminal melekat atas aksi kejinya, yakni perampokan, pencurian, dan pembunuhan. Namanya semakin mencuat sejak melakukan pengeroyokan terhadap seorang prajurit TNI.
Johny Sembiring
Preman intelek yang pernah mendekam bersama Kusni Kasdut, dialah Johny Sembiring. Di era 1950-an namanya terkenal sebagai preman dan sudah berulang kali dirinya masuk bui.
Selain itu, Johny Sembiring juga dikenal cerdas dan menguasai banyak bahasa, seperti Sunda, Jawa, Tapanuli, Belanda, Inggris, Jerman, dan Mandarin.
John Kei
John Refra Kei muda menyelinap masuk kapal dari Maluku menuju Surabaya dan merantau ke Jakarta tahun 1990. Namanya begitu ditakuti sebagai narapidana kelas kakap. Bisnis debt collector yang dijalankan John Kei, berulang kali menyeret namanya pada berbagai kasus kriminal, baik dari penganiayaan hingga pembunuhan.
Ronny Iblis
Pemilik nama asli Ronny Syaifudin pernah menjadi preman paling ditakuti di Jakarta. Dirinya sangat erat hubungannya dengan gunia gelap. Berbagai kasus menyelimutinya, seperti perampokan, narkoba dan minuman keras, pencurian, hingga pembunuhan.
Sosok yang pernah mencekam ibu kota tersebut akhirnya memilih jalan kebaikan dan bertaubat. Demi mencukupi kebutuhan sehari-hari, Ronny bekerja seadanya.
0 Komentar